Rendahnya Relevansi Pendidikan
A.
Pengertian
Relevansi Pendidikan
Relevansi
berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan
yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan
tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Masalah
relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya
lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan
tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Relevansi
pendidikan adalah sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan
dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Lulusan
pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka
ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
B.
Kriteria
Relevansi
Masalah relevansi pendidikan
mencangkup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang di gambarkan
dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Lulusan pendidikan diharapkan dapat
mengisi semua sektor pembangunan yang beranekaragam seperti sektor produksi,
sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas.
Jika sistem pendidikan menghasilkan lulusan yang dapat mengisi semua sektor
pembangunan baik yang saktual (yang tersedia) maupun yang potensial dengan
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi
pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya kriteria relevansi
seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi
sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara
lain sebagai berikut:
a. Status
lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
b. Sistem
pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai yang ada ialah siap
kembang.
c. Peta
kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak
tersedia.
C.
Masalah
Relevansi Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio
antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari
banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara
kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di
atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari
satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang
belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
D.
Faktor
Penyebab Tidak Relevannya Pendidikan di Indonesia
Adanya ketidakserasian antara hasil
pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan Kurikulum yang materinya
kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik
memasuki dunia kerja. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Proses
pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas proses pelaksanaan
pendidikan baik serta nyaman untuk pelajar.
b. Sarana
dan prasarana dalam pendidikan.
c. Kurikulum
sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar
menjadi kaku dan tidak menarik.
d. Sistem
yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen
untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
e. Tenaga
pengajar yang kurang handal, bila dibandingkan dengan tenaga pengajar negara
lain.
f. Tenaga
kependidikan sebagai figur utama proses pendidikan.
g. Masalah
pendidikan dan kualitas manajemen pendidikan.
E.
Dampak
dari Tidak Relevannya Pendidikan
Relevansi Pendidikan yaitu masalah yang berhubungan
dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
lulusan suatu sekolah dengan kebutuhan masyarakat (kebutuhan tenaga kerja).
Jika hal ini tidak terjadi maka hal inilah yang menimbulkan dampak yang di
sebut dampak tidak relevannya pendidikan, yaitu:
1.
Bagi perusahaan-perusahaan yang masih
harus mengeluarkan dana untuk pendidikan atau pelatihan bagi calon karyawannya,
karena mereka dinilai belum memiliki keterampilan kerja seperti yang
diharapkan.
2.
Banyaknya lulusan dari satuan pendidikan
tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk
melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya.
3.
Banyaknya lulusan dari satuan pendidikan
tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan
tidak siap untuk bekerja.
4.
Jumlah angka pengangguran yang semakin
meningkat di Indonesia.
F.
Upaya
Meningkatkan/Memperkuat Relevansi Pendidikan
Dalam rangka memperkuat akses
pendidikan, beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan berbagai upaya untuk
terus meningkatkan partisipasi pendidikan sekaligus menurunkan kesenjangan
taraf pendidikan antarkelompok masyarakat melalui, antara lain, penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan dengan memberikan perhatian lebih besar pada
daerah tertinggal.
Upaya lain untuk meningkatkan
relevansi pendidikan adalah dengan cara mengetahui minat perserta didik, bakat
perserta didik, serta cita-cita perserta didik, agar kita bisa membimbing
mereka untuk pencapaian kedepannya.
Menciptakan lapangan kerja baik
untuk para pengangguran maupun lulusan-lulusan baru yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Membuka pelatihan-pelatihan baik pelatihan keterampilan
maupun kursus bagi pengangguran agar mereka dapat melakukan kegiatan.
Bagi pemerintah sebaiknya menentukan kembali kurikulum berdasarkan kebutuhan
manusia ketika akan memasuki dunia kerja. Memperluas dunia kerja dari
berbagai aspek kehidupan yang menjadi kebutuhan manusia. Dapat di rinci
penanggulangan relevansi pendidikan ini antara lain:
1.
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan
belajar artinya semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam
suatu satuan pendidikan.
2.
Dapat mencapai hasil yang bermutu
artinya: perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
3.
Pelaksanaan kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan
nilai akhir ataupun kelulusan.
4.
Memberi perhatian terhadap tenaga
kependidikan (prajabatan dan jabatan
Comments
Post a Comment