TABUNG PIPET WARNA

Makalah Alat Peraga Matematika
TABUNG PIPET WARNA UNTUK SEKOLAH DASAR



Disusun Oleh:
Kelompok 1
Agus Surya
Dwina Sari
Fauzul Irsyad
Regita Wahyuni
Uray Windi Haryandika

Dosen Pengampau:
Irwandi, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS STKIP SINGKAWANG
SINGKAWANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia–Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah alat peraga matematika ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya dalam pembuatan makalah ataupun karya alat peraga ini dapat terwujud karena adanya dukungan, bantuan dan dari berbagai pihak yang tidak mungkin dapat kami sampaikan satu persatu.
Kami hanya dapat memanjatkan doa, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan YME.
Demikian sedikit pengantar yang dapat kami sampaikan, semoga makalah alat peraga ini dapat bermanfaat bagi pembuat sendiri pada khususnya, dan bagi semua guru yang mempergunakan pada umumnya. Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah alat peraga ini masih banyak kekurangannya, dan kami juga mohon saran maupun kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan pembuatan alat peraga ini.

Singkawang,    Maret 2015

KELOMPOK 1




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................  i
DAFTAR ISI ................................................................................................  ii
BAB I   PENDAHULUAN .........................................................................  1
A.    Latar Belakang Pembuatan Alat Peraga ..................................  1
B.     Tujuan Pembuatan Alat Peraga ................................................  2
C.     Manfaat Alat Peraga ................................................................  2
BAB II  PEMBAHASAN ...........................................................................  4
A.    Bahan dan Alat yang Digunakan .............................................  4
B.     Teknik Pembuatan ...................................................................  4
C.     Cara Kerja Alat Peraga dan Konsep Penggunaannya ..............  5
D.    Analisa Kelebihan dan Kekurangan dalam Penerapan
Penggunaan Alat Peraga ..........................................................  7
E.     Cara Mengatasi Kesulitan dalam Penerapan Penggunaan Alat
Peraga ......................................................................................  8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................  9
A.    Kesimpulan ..............................................................................  9
B.     Saran ........................................................................................  9
BAB IV FOTO-FOTO .................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................  11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Pembuatan Alat Peraga
Dalam rangka mewujudkan suatu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) seorang guru harus mampu untuk mengembangkan potensi dan profesionalismenya  dalam pembelajaran. Karena diharapkan siswanya dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotornya. Untuk menunjang pembelajaran tersebut, seorang guru memerlukan suatu sarana dan prasarana penunjang mutu pembelajarannya di kelas. Salah satu dari unsur penunjang pembelajaran dikelas tersebut seorang guru memerlukan alat peraga yang dapat memahamkan siswanya mengenai suatu materi pelajaran yang diajarkannya.
Prinsip-prinsip pengajaran yang dilakukan seorang guru seperti inilah yang merupakan pengembangan dari teori konstruktivisme Jean Piaget. Dalam hal ini penekanan dan pemberian pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensi siswa dengan cara penjelajahan dan pemahaman secara ilmiah dan logis dapat berlangsung dengan baik (Dharma Bhakti, 2004:3). Karena menurut D. Elkind (1967) dalam Singgih D. Gunarsa (1997 :159), ada hal lain yang dapat membatasi kemampuan berfikir konkrit anak yaitu disebut dengan egosentrisme (ketidak mampuan anak dalam membedakan antara perbuatan dengan obyek-obyek yang secara langsung dialaminya). Hal ini terlihat jelas bahwa apabila seorang diberi soal untuk dikerjakan, maka ia tidak akan memulai dari sudut pandang obyeknya melainkan ia akan mulai dari dirinya sendiri. Sehingga anak tersebut akan selalu bertitik tolak dari dirinya sendiri untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi diluar dirinya. Menurut Ginsburg dan Opper (1969) dalam Linda S. Siegel (1978 : 175), bahwa anak kecil akan lebih mudah belajar dari pengalaman-pengalaman yang nyata (konkrit) dan pemberian tugas akan mengakibatkan anak selalu membacanya, memperhatikannya dan mempelajarinya.
Dalam hal ini saya selaku guru Sekolah Dasar ingin mencoba untuk menciptakan suatu alat peraga yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar kelas dua, yaitu alat peraga yang benama “Tabung Pipet Warna” dan diberi nama tersebut karena tabung (kaleng) yang digunakan dan pipet warna merah, kuning dan hijau untuk membedakan nilai tempat suatu bilangan.

B.     Tujuan Pembuatan Alat Peraga
Kami membuat alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” ini dengan tujuan sebagai berikut:
1.         Untuk memenuhi kompetensi dasar dan indikator pembelajaran Matematika yaitu penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam.
2.         Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika,
3.         Menerapkan pendidikan karakter pada siswa, seperti: kreatifitas, kerjasama, kerja keras, mandiri, tanggungjawab, rasa ingin tahu, menghargai prestasi.

C. Manfaat Alat Peraga
Manfaat pembuatan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” ini antara lain:
1.         Bagi Guru:
a.       Untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai seorang pendidik.
b.      Untuk mengembangkan kreatifitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2.         Bagi Siswa:
a.       Agar menjadi lebih kreatif`
b.      Agar mampu menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam.


BAB II
PEMBAHASAN
Pembuatan alat peraga “Tabung Pipet Warna” ini sangatlah mudah dan murah biaya bahkan tanpa biaya. Namun alat peraga ini tidak kalah menariknya dengan alat peraga lainnya yang biasanya memerlukan biaya mahal.
Berikut kami paparkan bahan dan alat pembuatan alat peraga “Tabung Pipet Warna”, cara pengerjaannya serta cara menggunakannya.
A.       Bahan  dan Alat yang Digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga ”Tabung Pipet Warna” adalah sebgai berikut.
1.      Botol bekas sebanyak 9 buah
2.      Pipet berwarna merah, kuning dan hijau masing-masing 18 buah.
3.      Kertas berwarna merah, kuning dan hijau.
4.      Kertas A4
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat peraga ini adalah
1.      Pisau
2.      Gunting
3.      Laptop
4.      Printer
Laptop dan printer tidak mesti ada jika membuat “+”,”-“ dan ”=” menggunakan tulis tangan.

B.        Teknik Pembuatan
Cara dalam pembuatan alat peraga “Tabung Pipet Warna” adalah sebagai berikut.
1.      Potonglah botol sesuai yang dinginkan.
2.      Baluti botol tersebut dengan kertas berwarna merah, kuning dan hijau.
3.      Buatlah tanda “+”, “-“ dan “=” dengan menggunakan kertas kemudian dilaminating.
4.      Buatlah cara penggunannya, kemudian delaminating.

C.       Cara Kerja Alat Peraga dan Konsep Penggunaannya
Pada prinsipnya penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar ”Tabung Pipet Warna” ini adalah sebagai berikut:
1.      Letakkan masing -masing tabung dengan urutan merah, kkuning dan hijau.
2.      Buatlah ingatan kepada siswa bahwa pipet merah bernilai ratusan dan hanya dimasukkan ke tabung merah, pipet kuning bernilai puluhan dan hanya dimasukkan ke tabung kuning, dan pipet hijau bernilai satuan dan hanya dimasukkan ke tabung hijau. Kemudian ingatan yang kedua bahwa 1 buah pipet merah dapat ditukar dengan 10 buah pipet kuning, 1 buah pipet kuning dapat ditukar dengan 10 buah lidi hijau, dan 1 buah pipet merah dapat ditukar dengan 100 buah pipet hijau.
3.      Contoh soal
Soal Penjumlahan 247 + 134 = …
Cara menyelesaikan:
a.       Ambil semua pipet hijau dari kedua tabung hijau kemudian masukkan ke dalam tabung kuning setelah tanda “=”
b.      Ambil semua pipet kuning dari kedua tabung kuning kemudian masukkan ke dalam tabung kuning setelah tanda “ =”.
c.       Ambil semua pipet merah dari kedua tabung merah kemudian masukkan ke dalam tabung merah setelah tanda “ =”.
d.      Dari hasil pengumpulan pipet dari ketiga tabung, maka akan diperoleh hasil: pipet merah pada tabung merah sebanyak 3 buah, pipet kuning pada tabung kuning sebanyak 7 buah, dan pipet hijau pada tabung hijau sebanyak 11 buah.
e.       Karena pipet pada tabung hijau ada 11 buah, maka yang 10 buah ditukar dengan 1 buah pipet kuning, sehingga pipet kuning pada tabung kuning menjadi 8 buah dan pipet hijau pada tabung hijau tinggal 1 buah.
f.       Dengan demikian akan diperoleh hasil = 381

Soal Pengurangan 241 – 124 =
Cara menyelesaikan:
a.       Pipet hijau pada tabung hijau pertama 1 buah sedangankan pipet hijau pada tabung hijau pengurangnya ada 4 buah, maka untuk dapat dikurangkan pipet hijau yang dikurangi meminjam 1 buah pipet kuning yang dapat ditukar dengan 10 buah pipet hijau. Sehingga pipet hijau penguran ada 11 buah. Jika dikurangi dengan pipet hijau pengurang masih ada sisa 7 buah dan dimasukkan ke tabung hijau setelah tanda “ = “.
b.      Pipet kuning dari tabung kuning yang dikurangi masih sisa 3 buah. Kemudian dikurangi dengan pipet kuning pengurangnya sebanyak 2 buah. Jadi sisa pioet kuning masih ada 1 buah dan masukkan ke dalam tabung kuning setelah tanda “ =”.
c.       Pipet merah dari tabung merah yang dikurangi dengan pipet merah pengurangnya masih ada sisa pipet merah sebanyak 1 buah dan masukkan ke dalam tabung merah setelah tanda “ = “.
d.      Dengan demikian akan diperoleh hasil = 117

Ingat untuk menyelesaikan penjumlahan dapat dikerjakan dari pipet yang berwarna apapun, tetapi untuk mengerjakan pengurangan harus urut dari pipet hijau, pipet kuning dan pipet merah. Alangkah baiknya untuk mengerjakan penjumlahan juga dengan aturan demikian agar selalu teringat oleh siswa.

D.       Analisa Kelebihan dan Kekurangan dalam Penerapan Penggunaan Alat Peraga serta Cara Mengatasi Kesulitannya
1.      Kelebihan diterapkannya alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” adalah
a.       Bagi Guru:
Ø  Guru lebih mudah memberikan penugasan praktik pada saat pembelajaran matematika berlangsung, yaitu materi penjumlahan dan pengurangan baik secara berkelompok maupun secara individual.
Ø  Guru dapat menjadi pengamat yang baik ketika kelompok siswa ataupun salah satu siswanya sedang mempergunakan alat peraga tersebut untuk menyelesaikan sebuah soal.
Ø  Guru dapat menguji kemampuan siswanya secara berkelompok maupun secara individual dengan pembatasan waktu tertentu menggunakan alat peraga tersebut untuk menyelesaikan sebuah soal.
b.      Bagi Siswa:
Ø  Siswa menjadi tertarik dan lebih aktif untuk menggunakan alat peraga tersebut untuk menyelesaikan sebuah soal.
Ø  Pada saat diberi penugasan secara berkelompok oleh Guru, siswa menjadi lebih meningkat tingkat kerjasama antar anggota kelompoknya dalam menyelesaikan sebuah soal.
Ø  Siswa dapat berubah pola pikirnya, dari yang irasional (tidak nyata) menjadi rasional (nyata / konkret).
2.      Kekurangan dalam diterapkannya alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” adalah:
a.       Bagi Guru
Guru cenderung hanya lebih memperhatikan siswa yang diberi tugas untuk menyelesaikan sebuah soal dengan alat peraga tersebut, sehingga tidak memperhatikan siswanya yang lain. Karena Guru juga harus mengamati cara kerja siswanya yang sedang menggunakan alat peraga tersebut.
b.      Bagi Siswa:
Siswa yang kurang memperhatikan warna pipetnya dengan nilai tukarnya dengan pipet lain (contoh: 1 buah pipet warna merah dapat ditukar 10 buah pipet warna kuning, sedangkan 1 buah pipet warna kuning dapat ditukar dengan 10 buah pipet warna hijau), maka akan cenderung mencampuradukkan antara warna pipet yang satu dengan warna pipet yang lain atau kesulitan untuk menyelesaikan sebuah soal dengan cepat dan tepat.

E.        Cara Mengatasi Kesulitan dalam Penerapan Penggunaan Alat Peraga
Kesulitan dalam menerapkan penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” dapat diatasi dengan cara:
a.       Guru sebelum mempraktikkan alat peraga ini harus lebih dahulu menekankan pengingatan dalam penukaran nilai pipet agar ingatan siswa tidak lupa saat menyelesaikan sebuah soal.
b.      Khusus untuk materi pengurangan dengan teknik meminjam, Guru diharapkan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang arti meminjam dan juga pola penyelesaian dalam meminjam tersebut seacara berulang-ulang. Kerena seringnya siswa lupa pada saat dia meminjam kemudian lupa untuk menukarkan warna pipet yang dipinjam dengan warna pipet yang meminjamnya, sehingga tidak ada perbedaan nilai.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpuan
Dari hasil uraian pembahasan penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna” maka diperoleh simpulan bahwa alat peraga ini sangat mudah untuk dibuat, sangat mudah digunakan dan mudah untuk dibawa.  Dengan adanya alat peraga ini, guru akan lebih mudah menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan dan anak didik asik untuk mengikuti pelajaran yang biasanya membosankan.

B.     Saran
Dari uraian penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Tabung Pipet Warna”, maka kami menyampaikan sarannya sebagai berikut:
1.      Penggunaan alat peraga dalam setiap kegiatan pembelajaran itu sangatlah perlu sekali, terutama pada mata pelajaran matematika yang menjadi momok bagi setiap siswa. Sehingga dapat mengubah pola pikir siswa yang irasional (tidak nyata) menjadi rasional (nyata/konkret).
2.      Pembentukan karakter kerjasama dalam kelompok, tanggungjawab dan penghargaan atas hasil kerja orang lain sangatlah perlu sekali dalam penggunaan sebuah alat peraga. Agar senantiasa terbentuk dalam setiap diri siswa.
3.      Setiap hal yang bagi siswa kurang paham dan mengerti perlu untuk diberikan penjelasan dan pengarahan secara berulang – ulang, agar siswa tidak merasah pasrah dan tidak semangat lagi dalam meyelesaikan sebuah soal dengan alat peraga tersebut.
4.      Setiap kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menggunakan alat peraga tersebut jangan langsung dianggap oleh guru sebagai hasil kerja yang kurang/jelek, tetapi jadikanlah sebagai tolok ukur untuk menguji kebali kemampuan siswa untuk dapat mempergunakan alat peraga tersebut dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.


BAB IV
FOTO-FOTO








Comments

Popular posts from this blog

Filsafat Pendidikan Matematika Menurut Paul Ernest

Rendahnya Relevansi Pendidikan

CARA MENYUSUN MACAM-MACAM TES URAIAN, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN TES URAIAN